MENGENAL STANDAR PAKAN TERNAK RUMINANSIA (SAPI POTONG)
Ransum merupakan pakan yang terdiri dari satu atau lebih bahan pakan yang diberikan pada ternak sekali atau beberapa kali selama 24 jam. Ransum yang seimbang yaitu yang mengandung semua zat-zat makanan dalam kuantitas dan kualitas serta perbandingan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan nutrisi ternak sesuai dengan tujuan pemeliharaan. Dalam penyusunan ransum, perlu memperhitungkan efisiensi biologis dan ekonomis. Pemilihan bahan pakan harus mempertimbangkan efisiensi dan efektivitas dalam pemeliharaan ternak.
Dalam memilih bahan pakan ternak, penting untuk memahami kebutuhan nutrisi ternak. Kebutuhan nutrisi untuk konsumsi ternak ruminansia sekitar 2-3% berdasarkan Bahan Kering tergantung bobot badan ternak. Kita juga harus tahu kecernaan, umur/kondisi ternak, kadar enersi pakan, ukuran/particle size pakan, stres panas dan jenis kelamin. Energi pakan yang dikonsumsi ternak dapat dimanfaatkan dalam tiga cara: menyediakan energi untuk aktivitas, dikonversi menjadi panas dan disimpan sebagai jaringan tubuh. Kelebihan energi pakan yang dikonsumsi setelah terpenuhi untuk kebutuhan pertumbuhan normal dan metabolisme biasanya disimpan sebagai lemak. Energi dapat berupa ME (Metabolizable Energy) dan TDN (Total Digestibel Nutrient). Kebutuhan Nutrisi ternak juga meliputi Protein Kasar, Lemak Kasar, Serat Kasar, Abu. Selain itu kebutuhan mineral juga harus di perhatikan diantaranya Ca, P, Mg, K, Na, Cl, S, J dll. Vitamin A, D dan air juga harus di perhatikan agar kebutuhan nutris ternak bisa terpenuhi.
Bahan pakan diklasifikasikan ke dalam 8 kelas berdasarkan sifat fisik dan kimianya. Klasifikasi ini penting untuk merancang formulasi. Klasifikasi tersebut adalah:
- Hijauan kering dan jerami (Dry forages dan Roughages)
Semua jenis hijauan dan jerami yang dipotong dan dikeringkan, kelas ini mengandung serat kasar lebih dari 10% atau kandungan dinding sel lebih dari 35% - Hijauan segar (Pasture)
Kelompok ini adalah semua jenis hijauan yang diberikan dalam bentuk segar baik dipotong maupun tidak. Contoh: rumput gajah, rumput raja, rumput lapangan, dll. - Silase
Kelompok ini terbatas hanya pada silase hijauan (rumput, legume, dsb) tidak termasuk silase ikan, biji-bijian, akar-akaran, dan umbi. - Sumber Energi
Bahan pakan yang mengandung protein kasar kurang dari 20% dan serat kasar kurang dari 18% atau kandungan dinding selnya kurang dari 35%. Contoh: biji-bijian, akar atau umbi-umbian - Sumber protein
Terdiri dari bahan yang mengandung protein kasar lebih dari 20%, bahan ini dapat berasal dari hewan maupun tumbuhan contoh: meat bone meal, tepung ikan - Sumber mineral
Misalnya: Cangkang telur, batu kapur, tulang dan bahan mineral sintetis. - Sumber Vitamin
Misalnya: beta karoten pada jagung, riboflavin pada bekatul, singkong dan biji-bijian. - Additives
Misalnya: antibiotik, bahan pewarna, pengharum dan obat-obatan.
Syarat bahan pakan antara lain harus murah, disukai ternak (palatable), bergizi, mudah tersedia dan tidak beracun. Pemilihan bahan pakan menentukan berkembangnya suatu usaha peternakan di mana biaya pakan merupakan biaya produksi terbesar (70%). Peternak juga harus memperhatikan tingkat efisiensi pakan, perlu pengetahuan nutrisi, efek pakan terhadap penampilan produksi dan harga pakan. Penyusunan pakan ternak juga harus didasarkan pada standar kebutuhan pakan ternak ruminansia. Dengan berdasarkan standar tersebut dapat mengurangi kerugian dalam menyusun pakan. Standar pakan ternak ruminansia yang biasa digunakan dalam penyusunan ransum adalah SNI (Standar Nasional Indonesia) dan NRC (National Research Council). Standar Nasional Indonesia yang mengatur kebutuhan nutrisi pakan ternak sapi adalah SNI 3148-2:2017 Pakan Konsentrat – Bagian 2 : Sapi Potong. Syarat mutu pakan konsentrat sapi potong berdasarkan SNI 3148-2:2017 disajikan dalam tabel berikut ini:
No | Jenis pakan Konsentrat | Nutrien | Unit | Min | Max |
1 | Konsentrat Penggemukan | Bahan Kering | % | 86,0 | - |
Abu | % | - | 12 | ||
Protein Kasar | % | 13,0 | - | ||
Lemak Kasar | % | - | 7 | ||
Serat Kasar | % | - | - | ||
NDF | % | - | 35 | ||
TDN | % | 68 | - | ||
Kalsium | % | 0,6 | 1,2 | ||
Pospor | % | 0,4 | 0,8 | ||
2 | Konsentrat Induk | Nutrien | Unit | Min | Max |
Bahan Kering | % | 86,0 | - | ||
Abu | % | - | 12 | ||
Protein Kasar | % | 12,0 | - | ||
Lemak Kasar | % | - | 6 | ||
NDF | % | - | 35 | ||
TDN | % | 65 | - | ||
Kalsium | % | 0,8 | 1,2 | ||
Pospor | % | 0,6 | 0,8 | ||
3 | Konsentrat Pejantan | Nutrien | Unit | Min | Max |
Bahan Kering | % | 86,0 | - | ||
Abu | % | - | 12 | ||
Protein Kasar | % | 12,0 | - | ||
Lemak Kasar | % | - | 6 | ||
Serat Kasar | % | - | - | ||
NDF | % | - | 35 | ||
TDN | % | 65 | - | ||
Kalsium | % | 0,6 | 0,8 | ||
Paspor | % | 0,3 | 0,6 |
Sementara standar internasional untuk pakan ternak ruminansia yang sering digunakan adalah rekomendasi yang dikeluarkan oleh Komite Nasional Penelitian (National Research Council/NRC). NRC menerbitkan serangkaian publikasi yang dikenal sebagai "Nutrient Requirements of Domestic Animals" yang memberikan rekomendasi tentang kebutuhan nutrisi hewan ternak, termasuk sapi, domba, kambing, dan hewan ternak lainnya. Publikasi ini mencakup informasi tentang kebutuhan nutrisi esensial seperti protein, energi, mineral, dan vitamin untuk berbagai tahap kehidupan dan tingkat produksi ternak. Tabel kebutuhan nutrisi untuk penggemukan sapi jantan muda dan sapi betina muda klik disini:
Standar yang jelas dan terukur memastikan bahwa pakan yang diberikan memenuhi kebutuhan nutrisi dan kesehatan sapi secara optimal. Pentingnya standar ini dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:
- Kesehatan Sapi, standar pakan memastikan bahwa kualitas dan komposisi pakan yang diberikan tidak hanya mencukupi kebutuhan nutrisi sapi, tetapi juga memastikan bahwa pakan tersebut tidak mengandung bahan-bahan yang berpotensi membahayakan kesehatan sapi, seperti kontaminan atau zat-zat beracun.
- Efisiensi Pertumbuhan dan Produksi, pakan yang memenuhi standar akan memberikan nutrisi yang optimal bagi sapi potong untuk pertumbuhan dan produksi daging yang baik. Dengan memberikan pakan yang sesuai standar, peternak dapat meningkatkan efisiensi konversi pakan menjadi berat badan sapi yang diinginkan, sehingga meningkatkan produktivitas peternakan.
- Konsistensi Kualitas, standar membantu dalam menjaga konsistensi kualitas pakan dari waktu ke waktu. Dengan demikian, peternak dapat memastikan bahwa sapi-sapi mereka mendapatkan nutrisi yang konsisten, yang sangat penting untuk pertumbuhan dan kesehatan yang optimal.
- Pemenuhan Regulasi, standar juga sering kali ditetapkan dalam regulasi pemerintah atau standar industri. Mematuhi standar ini adalah kunci untuk memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku dan menjaga reputasi baik peternakan.
- Kehandalan Pasokan, dengan standar yang jelas, peternak dapat memastikan bahwa pasokan pakan yang mereka beli memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk mendukung produksi sapi potong secara berkelanjutan. Ini membantu mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan atau pertumbuhan yang disebabkan oleh pakan yang tidak memenuhi standar.
Dengan demikian, standar dalam pemilihan dan penggunaan pakan sapi potong bukan hanya sebagai pedoman, tetapi merupakan pondasi yang sangat penting bagi keberhasilan operasional dan kesejahteraan hewan dalam industri peternakan sapi potong. Dengan mematuhi standar, peternak dapat memastikan bahwa mereka telah memberikan perawatan terbaik bagi hewan mereka sambil menjaga keberlanjutan usaha peternakannya.
Sumber Pustaka
Anugera, P. 2019. Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar. https://ternak.blitarkab.go.id/2019/09/cara-memilih-bahan-pakan-ternak.html
Badan Standardisasi Nasional. 2017. SNI 3148-2:2017 Pakan Konsentrat – Bagian 2 : Sapi Potong. Jakarta: BSN.
National Research Council. (2016). Nutrient Requirements of Beef Cattle: Eighth Revised Edition, 2016. National Academies Press.