STANDAR MUTU BUNGKIL INTI SAWIT SEBAGAI BAHAN PAKAN UNTUK MENUNJANG RANSUM TERNAK RUMINANSIA
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung adalah salah satu provinsi penghasil kelapa sawit. Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung sendiri dapat dikatakan sangat baik. Produksi kelapa sawit di provinsi ini mengalami peningkatan. Jumlah produksi Perkebunan Kelapa Sawit di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (dalam ton) disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Produksi kelapa sawit di Provinsi Bangka Belitung
No | Kab/Kota | 2019 | 2020 | 2021 | 2022 |
1 | Bangka | 36.137,04 | 36.165,00 | 41.520 | 45.835,00 |
2 | Belitung | 7.671,60 | 7.920,60 | 4.062 | 4.436,10 |
3 | Bangka Barat | 33.130,49 | 33.496,72 | 44.062 | 53.561,10 |
4 | Bangka Tengah | 24.472,54 | 24,868,21 | 23.154 | 25.261,75 |
5 | Bangka Selatan | 39.315,00 | 39.647,12 | 41.737 | 44.604,63 |
6 | Belitung Timur | 6.613,78 | 6.789,31 | 6.848 | 10.092,38 |
7 | Pangkalpinang | - | - | - | - |
Total | 147.330,45 | 148.913,96 | 161.587 | 183.791,12 |
Sumber: BPS Kepulauan Bangka Belitung, 2023
Industri kelapa sawit menghasilkan hasil samping yang berpotensi sebagai bahan baku pakan ternak seperti tandan buah kosong, serat perasan buah, lumpur dan bungkil inti sawit. Bungkil inti sawit adalah daging buah inti sawit yang telah diambil minyaknya dengan proses pemerasan secara mekanis. Penggunaan bungkil inti sawit sebagai bahan pakan ternak dapat mengurangi biaya produksi ternak., Bungkil inti sawit sebagai hasil ikutan proses ekstraksi inti sawit berpotensi cukup dalam memenuhi ketersediaan bahan baku paka di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Menurut Sukria (2009) bungkil inti sawit dapat berperan sebagai sumber penguat atau konsentrat pada pakan karena nilai nutrisi yang tinggi. Protein pada bungkil inti sawit memiliki kualitas yang baik meski lebih rendah nilainya dibanding bahan pakan sumber protein lain, salah satu kelemahan bungkil inti sawit adalah tingkat palatabilitasnya yang rendah. Umumnya konsentrat untuk sapi perah terdiri dari bungkil inti sawit 65%, jagung 25% dan 8% bungkil kedele, pada sapi potong jumlah bungkil inti sawitnya dapat mencapai 70% (Tsaniyah, 2015).
Sebagai bahan pakan untuk ternak, bungkil inti sawit harus memiliki kandungan nutrisi yang mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak. Syarat kandungan nutri yang harus dimiliki oleh produk bungkil inti sawit telah diatur dalam SNI 7856:2017 tentang bungkil inti sawit-bahan pakan ternak. Mutu bungkil inti sawit pada SNI 7856:2017 digolongkan dalam 2 (dua) tingkatan mutu yaitu mutu 1 dan mutu 2 (Tabel 2).
Tabel 2. Persyaratan mutu bungkil inti sawit sebagai bahan pakan ternak
No | Parameter | Mutu 1 | Mutu 2 |
1 | Kadar air (maks) | 12,00 % | 12,00 % |
2 | Abu (maks) | 5,0 % | 6,0 % |
3 | Protein kasar (min) | 16,0 % | 14,00 % |
4 | Lemak Kasar (maks) | 9,00 % | 10,00% |
5 | Serat kasar (maks) | 16,00 % | 20,00 % |
6 | Cangkang (maks) | 10,00% | 15,00 % |
Sebagai bahan pakan yang memiliki nilai gizi baik, bungkil inti sawit mengandung asam amino esensial dan memiliki kandungan mineral yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan jagung. Serat kasar tinggi dan variasi protein yang terkandung didalamnya berkisar 16 - 19% sehingga sangat baik digunakan sebagai pakan tambahan untuk ternak ruminansia. pemberian bungkil inti sawit pada sapi akan meningkatkan bobot badan 0,61 ± 1 kg/ hari dengan tingkat konsumsi antara 4,8 ± 6 kg (Sukria 2009). Perlu diperhatikan juga, bahwa dalam memilih produk bungkil inti sawit harus memperhatikan kualitas mutunya. Memilih produk yang telah memenuhi SNI dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan nutrisi ternak dan tidak membahayakannya.
Sumber Pustaka
Badan Pusat Statistik Kepualuan Bangka Belitung. 2023. Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam Angka 2023. Kepulauan Bangka Belitung:BPS.
Badan Standardisasi Nasional. 2017. SNI 7856:2017 Bungkil Inti Sawit-Bahan Pakan Ternak. Jakarta:BSN
Sukria, H.E. dan R.Krisnan. 2009. Sumber dan Ketersediaan Bahan Baku Pakan di Indonesia. IPB Press, Bogor.
Tsaniyah, L. dan Hemawan. 2015. Pengendalian proses produksi bahan pakan bungkil sawit dalam perspektif keamanan pangan. Jurnal OE, 2015, 7(2): 121-131.