Standar dalam Memilih Sapi Bakalan untuk Penggemukan yang Optimal
Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu sektor peternakan yang memiliki potensi besar di Indonesia. Sebagian besar usaha ini dilakukan oleh peternak rakyat dalam skala kecil. Namun, produktivitas dan pendapatan dari usaha penggemukan sapi potong masih relatif rendah. Hal ini terlihat dari pertambahan bobot badan harian (PBBH) yang hanya berkisar antara 0,4 - 0,5 kg/ekor/hari. Untuk mengatasi kendala ini, diperlukan strategi yang tepat dan pemahaman mendalam mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas penggemukan sapi potong.
Salah satu penyebab utama rendahnya produktivitas penggemukan sapi potong adalah penggunaan sapi bakalan yang belum memenuhi standar baku. Selain itu, pemanfaatan sumberdaya pakan yang belum optimal juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi hasil penggemukan. Sapi bakalan yang tidak memenuhi standar memiliki pertumbuhan yang lambat dan efisiensi pakan yang rendah, sehingga berdampak langsung pada produktivitas dan keuntungan usaha.
Untuk mencapai PBBH yang optimal dan keuntungan ekonomi yang maksimal, usaha penggemukan sapi potong harus memperhatikan beberapa aspek penting, yaitu pemilihan bakalan, manajemen pakan, dan analisis usaha. Pemilihan sapi bakalan yang tepat sangat berpengaruh pada hasil akhir penggemukan. Manajemen pakan yang baik juga akan memastikan sapi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan optimal. Selain itu, analisis usaha yang tepat akan membantu peternak dalam mengelola biaya dan pendapatan secara efektif.
Pemilihan Sapi Bakalan
1.Bangsa Sapi
Pemilihan bangsa sapi yang sesuai dengan kondisi lapangan dan pasar sangat penting. Sapi lokal dan sapi hasil persilangan yang memiliki laju pertumbuhan cepat dan efisiensi pakan yang tinggi menjadi pilihan yang tepat. Penggunaan sapi dengan genetik yang baik akan meningkatkan produktivitas dan efisiensi penggemukan.
2.Jenis Kelamin
Jenis kelamin sapi juga mempengaruhi laju pertumbuhan dan efisiensi pakan. Sapi jantan biasanya memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dan efisiensi pakan yang lebih baik dibandingkan sapi betina. Oleh karena itu, pemilihan sapi jantan untuk penggemukan dapat menjadi pilihan yang lebih menguntungkan.
3.Umur Sapi Bakalan
Sapi bakalan yang ideal untuk usaha penggemukan berumur antara 1,5 hingga 2,5 tahun. Pada usia ini, sapi berada pada fase pertumbuhan yang cepat, sehingga efisiensi pakan tinggi dan pertambahan bobot badan maksimal dapat dicapai. Memilih sapi bakalan pada umur yang tepat akan memastikan pertumbuhan yang optimal selama masa penggemukan.
4.Bobot Badan dan Skor Kondisi Tubuh
Sapi bakalan yang dipilih sebaiknya memiliki bobot badan sekitar 260 kg dan dapat mencapai bobot akhir sekitar 400 kg setelah masa penggemukan selama 5-6 bulan. Selain itu, skor kondisi tubuh juga harus diperhatikan. Sapi dengan kondisi tubuh yang tidak terlalu kurus atau gemuk, memiliki dada dan pinggul lebar serta perut besar, merupakan pilihan yang ideal untuk penggemukan.
Sapi Bali merupakan bangsa sapi yang sering ditemui dalam usaha peternakan sapi potong di Kepulauan Bangka Belitung, dalam memilih bakalan sapi bali telah diatur persyaratan mutu oleh BSN dalam SNI 7651 4:2020 Bibit Sapi Potong – Bagian 4 : Bali. Bibit sapi bali dibagi menjadi 3 kelas yaitu kelas I, kelas II, dan kelas III. Persyaratan umum bibit Sapi Bali menurut SNI 7651 4:2020 antara lain:
A.Bibit sapi bali jantan
-Sehat;
-Tidak cacat fisik;
-Organ reproduksi normal (testis baik dan simetris);
-Memiliki libido, kualitas dan kuantitas semen yang baik pada umur minimum 18 bulan;
-Memiliki silsilah.
B.Bibit sapi bai betina
-Sehat;
-Tidak cacat fisik;
-Ambing simetris, jumlah putting 4 (empat), bentuk putting normal;
-Organ reproduksi normal pada umur minimum 18 bulan;
-Memiliki silsilah.
Persyaratan khususnya dibedakan menjadi persyaratan kualitatif dan persyaratan kuantitatif. Berikut penjelasan persyaratan khusus untuk membantu peternak dalam memilih bibit sapi bali
A.Persyaratan kualitatif
a.Bibit sapi bali jantan
-Warna badan merah atau kehitaman (umur < 18 bulan) dan hitam (>18 bulan), keempat lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam;
-Tanduk tumbuh normal, melengkung mengarah ke atas dan berwarna hitam;
-Bentuk kepala lebar dengan leher kompak dan kuat.
b.Bibit sapi bali betina
-Warna badan kemerahan, keempat lutut ke bawah putih, pantat putih berbentuk setengah bulan, ujung ekor hitam dan ada garis belut warna hitam pada punggung;
-Tanduk pendek;
-Bentuk kepala panjang dan leher ramping.
B. Persyaratan Kuantitatif
a. Persyaratan minimum kuantitatif bibit sapi bali jantan
Umur | Parameter | Satuan | Kelas I | Kelas II | Kelas III |
205 | Tinggi pundak | cm | 90 | 86 | 83 |
Panjang badan | cm | 86 | 82 | 78 | |
lingkar pundak | cm | 108 | 103 | 98 | |
12 bulan | Tinggi Pundak | cm | 102 | 98 | 94 |
Panjang badan | cm | 96 | 92 | 87 | |
Lingkar dada | cm | 127 | 122 | 117 | |
Lingkar skrotum | cm | 16 | 14 | 11 | |
24 bulan | Tinggi pundak | cm | 121 | 118 | 115 |
Panjang badan | cm | 121 | 117 | 112 | |
Lingkar dada | cm | 167 | 160 | 154 |
b. Persyaratan minimum kuantitatif bibit sapi bali betina
Umur | Parameter | Satuan | Kelas I | Kelas II | Kelas III |
205 | Tinggi pundak | cm | 92 | 87 | 82 |
Panjang badan | cm | 89 | 84 | 79 | |
Lingkar dada | cm | 113 | 107 | 100 | |
12 bulan | Tinggi pundak | cm | 99 | 95 | 91 |
Panjang badan | cm | 97 | 93 | 88 | |
Lingkar dada | cm | 126 | 121 | 116 | |
18 bulan | Tinggi pundak | cm | 108 | 105 | 102 |
Panjang badan | cm | 109 | 106 | 102 | |
Lingkar dada | cm | 144 | 138 | 133 | |
24 bulan | Tinggi pundak | cm | 111 | 209 | 106 |
Panjang badan | cm | 110 | 107 | 104 | |
Lingkar dada | cm | 151 | 145 | 139 |
Usaha penggemukan sapi potong yang dilakukan dengan strategi dan teknologi yang tepat dapat meningkatkan produktivitas dan keuntungan ekonomi peternak. Pemilihan sapi bakalan yang sesuai, manajemen pakan yang baik, serta analisis usaha yang mendalam merupakan kunci keberhasilan dalam usaha ini. Dengan demikian, peternak dapat mengoptimalkan hasil penggemukan sapi potong dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.