PEMILIHAN BIBIT AYAM SENSI AGRINAK UMUR SEHARI SESUAI SNI 8405-4 : 2023
Sektor peternakan merupakan komoditas yang dituntut untuk mendukung kebutuhan pangan sebagai sumber protein hewani asal ternak (Muzayyanah et al., 2016). Sektor peternakan memiliki peran yang sangat strategis, dalam upaya untuk kecukupan pangan, menyerap tenaga kerja, meningkatkan pendapatan dan mencerdaskan sumberdaya manusia yang berkualitas melalui konsumsi dan produk yang dihasilkan (Adawiyah dan Rusdiana 2015). Peternakan unggas merupakan ujung tombak dalam pemenuhan kebutuhan protein hewani (Suprijatna et al. 2012).
Ternak unggas yang umumnya dipelihara oleh masyarakat Indonesia salah satunya adalah ternak ayam kampung. Ayam kampung merupakan salah satu penyumbang pangan bagi masyarakat pedesaan. Ayam kampung banyak diusahakan oleh peternak sebagai usaha sambilan, karena budidaya ayam kampung tidak membutuhkan lahan yang luas, penyediaan pakan mudah dan murah sehingga lebih cepat dirasakan manfaat ekonominya, cepat beradaptasi terhadap lingkungan, tahan terhadap lingkungan yang buruk, serta lebih kebal terhadap penyakit dibandingkan dengan ayam ras sehingga ayam ini sangat berpotensi dan membuka peluang usaha guna meningkatkan taraf hidup bagi peternak (Asyifudin et al. 2017).
Kendala yang sering dihadapi saat budidaya ayam kampung adalah terkait produktivitasnya dengan yang rendah. Namun, dapat diatasi salah satunya menggunakan seleksi ayam kampung dengan potensi genetik yang bagus. Balai Penelitian Ternak (Balitnak) telah menghasilkan salah satu galur ayam lokal pedaging yang dikenal sebagai Ayam Lokal SenSi Agrinak. Galur ini merupakan ayam kampung unggul yang produktivitasnya lebih tinggi dibanding ayam kampung pada umumnya. Ayam ini merupakan perpaduan ayam potong dan ayam Kampung Unggul Balitbangtan (KUB) yang dikenal produksi telurnya tinggi.
Persilangan kedua ayam tersebut menghasilkan ayam kampung dengan pertumbuhan cepat dan produksi telur tinggi. Galur baru ayam pedaging lokal ini telah dilepas dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 39/Kpts/PK.020/1/2017 pada tanggal 20 Januari 2017 (Kepmentan, 2017).
Keunggulan Ayam Sensi Agrinak
Ayam Sensi Agrinak merupakan rumpun ayam Sentul yang diseleksi pada beberapa generasi berdasarkan kriteria bobot badan umur 10 minggu dapat mencapai 1,015-1,051 kg/ekor (Iskandar dan Sartika, 2015). Selain keunggulan bobot badan, ayam Sensi Agrinak juga memiliki kelebihan lainnya diantaranya umur pertama bertelur 174 ±17,69 hari, bobot pertama bertelur 32,83 ± 4,76 g dan puncak produksi telur 61,98 ± 8,66 henday.
Ayam Sensi Agrinak memiliki persentase daya tunas dan daya tetas baik. Daya tunas ayam SenSi Agrinak memiliki persentase sebesar 87,72% dan daya tetas sebesar 78,28% serta tingkat kematian ayam Sensi-1 tergolong rendah. Tingkat kematian ayam Sensi di umur 0-4 minggu mencapai 4-5% dan umur 4-11 minggu mencapai 2-3%.
Jenis Ayam Sensi Agrinak
Ayam Sensi Agrinak memiliki dua varian warna yaitu abu dan pucak (putih bercak hitam) (Kementan, 2021). Ayam Sensi Agrinak memiliki ciri-ciri yang berbeda antara yang berwarna abu atau pucak.
Ciri-ciri ayam sensi Agrinak abu antara lain : memiliki bulu berwarna abu-abu gelap sampai abu-abu muda; jengger berbentuk kacang (pea), pada jantan lebih dominan; rata-rata bobot badan jantan lebih dari 1 kg, sedangkan rata-rata bobot badan betina 0,8-0,9 kg. Memiliki tipe jengger yang dominan dan shank kuning.
Sedangkan ayam Sensi Agrinak pucak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : memiliki bulu dominan berwarna putih dengan bintik-bintik warna hitam; sebaran warna bulu pucak jantan 75,65%, betina 83,30%; sebaran warna shank kuning jantan 51,91%, betina 36,59%; sebaran jengger kacang jantan 91,55%, betina 92,28%; rataan bobot badan jantan 908,76-130,98 g/ekor, dan betina 750,53-110,56 g/ekor; rataan bobot badan jantan mencapai 1051+76g/ekor.
SNI Bibit Ayam Sensi Agrinak Umur Sehari
Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nomor SNI 8405-4 : 2023 telah diterbitkan oleh BSN tentang bibit ayam Sensi Agrinak umur sehari. Standar bibit ayam sensi Agrinak umur sehari ini dibuat dalam rangka melindungi konsumen/ pengguna untuk mendapatkan bibit ayam Sensi Agrinak yang memenuhi persyaratan sebagai bibit dan sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam upaya pemanfaatan yang berkelanjutan.
SNI ini didalamnya memuat tentang persyaratan mutu, pengemasan, pelabelan dan pengangkutan bibit ayam Sensi Agrinak umur sehari.
Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi pada bibit ayam Sensi Agrinak umur sehari sesuai SNI antara lain : berasal dari pembibitan aaym Sensi Agrinak yang bebas dari Salmonella pullorum, yang dinyatakan dengan surat keterangan dari dinas yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan setempat; Ayam Sensi Agrinak umur sehari sudah divaksin penyakit hewan menular strategis sesuai dengan peraturan perundangan dan peruntukannya.
Syarat umum lainnya adalah asal bibit ayam Sensi Agrinak umur sehari dinyatakan dengan surat keterangan yang dibuat oleh pembibit; potensi produksi ayam Sensi Agrinak diantaranya bobot umur 10 minggu, umur pertama bertelur, produksi telur, dan konversi pakan harus diinformasikan secara tertulis dalam bahasa indonesia; berasal dari umur induk 25 – 68 minggu dengan bobot telur tetas minimum 39 g serta jaminan tingkat kematian sampai konsumen 2%.
Persyaratan Khusus
Berdasarkan SNI 8405-4 : 2023 menyebutkan bahwa standar ayam Sensi Agrinak umur sehari terdiri atas persyaratan kualitatif dan kuantitatif. Ada beberapa persyaratan kualitatif yaitu harus dipenuhi antara lain memiliki warna bulu abu-abu, hitam putih, putih kekuningan atau putih keabuan; paruh normal berwarna kuning, hitam; kaki berwarna kuning, hitam atau bercak hitam kuning; bulu kering dan mengembang; mata normal; tidak dehidrasi; tidak cacat fisik; pusar tertutup dan kering serta dubur kering.
Sedangkan hanya ada satu persyaratan kuantitatif yang harus dipenuhi pada bibit ayam Sensi Agrinak umur sehari yaitu bobot ayam umur sehari di penetasan minimum sebesar 26 g/ekor.
Pengemasan
Syarat pengemasan ayam Sensi Agrinak umur sehari sesuai SNI 8405-4 : 2023 antara lain : kemasan ayam umur sehari dengan bahan karton sesuai dengan ketentuan teknis yang ditetapkan dalam SNI 2043; kemasan ayam umur sehari dengan bahan lainnya harus memenuhi prinsip kesejahteraan hewan dan sesuai dengan persyaratan teknis ( terdapat sekat pemisah, alas tidak licin dan tidak melukai, kokoh dan memiliki tutup, bentuk kemasan kotak dan mudah disanitasi serta memiliki lubang yang berfungsi sebagai sirkulasi udara); keterangan pada kemasan berisikan nama dan alamat produsen dan lokasi penetasan serta kapasitas maksimum tiap kemasan anak ayam umur sehari berisi 105 ekor.
Pelabelan
Syarat pelabelan ayam Sensi Agrinak umur sehari sesuai SNI 8405-4 : 2023 antara lain : label diletakkan pada bagian atas dan atau samping kemasan; bahan label tidak mudah rusak atau lepas; tulisan mudah dibaca dan tidak mudah luntur; label paling kurang berisi keterangan mengenai nama galur, merk dagang, tanggal penetasan, bobot ayam umur sehari, jumlah ayam umur sehari, nama dan alamat produsen serta keterangan sudah divaksin sesuai peruntukan.
Pengangkutan
Syarat pengangkutan pada ayam Sensi Agrinak umur sehari sesuai SNI 8405-4 : 2023 yaitu pengangkutan dilakukan maksimum dalam jangka waktu 48 jam setelah menetas dengan memperhatikan kaidah keamanan, kesehatan dan kesejahteraan hewan.
Daftar Pustaka :
Adawiyah, C. R. dan S. Rusdiana. 2016. Usahatani Tanaman Pangan dan Peternakan dalam Analisis Ekonomi di Petani. Jurnal Riset Agribisnis dan Peternakan. 1(2):37-49.
Asyifudin M, E. Kurnianto, dan Sutopo. 2017. Karakteristik Morfometrik Ayam Kedu Jengger Merah dan Jengger Hitam Generasi Pertama di Satker Ayam Maron-Temanggung. Jurnal Ilmu Ternak 17 (1) : 40-46.
BSN. 2023. SNI 8405-4 : 2023. Bibit Ayam Umur Sehari/ Kuri : Sensi Agrinak. Jakarta.
Iskandar, S., and T. Sartika. 2015. Selection for 10 weeks old body-weight on Sentul chicken. Proceedings the 6th International Seminar on Tropical Animal Production. Yogyakarta, 20-22 October 2015
Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor : 39/ Kpts/PK.020/1/2017 tentang Pelepasan Galur Ayam Sensi - Agrinak.
Muzayyanah, M., A.U. S. Nartini dan R.Widiati. 2016. Analisis keputusan rumah tangga dalam mengkonsumsi pakan sumber protein hewani asal ternak dan non ternak : Studi Kasus di Propinsi D.I. Yogyakarta. Buletin Peternakan UGM. 41(2):203-211.
Suprijatna, E., D. Sunarti., U. Atmomarsono dan W. Sarengat. 2012. Kesiapan Bahan Pakan dalam Mendukung Pengembangan Unggas Lokal. Prosiding Workshop Nasional Unggas Lokal. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian, Jakarta.
Penulis : Nuraini, S.Pt., M.Sc (Penyuluh BPSIP Kepulauan Bangka Belitung)